Rabu, 06 Juli 2011
Selamat datang generasi Y
Ucapkan
selamat datang kepada mereka yang disebut sebagai Generasi Y. Seiring
makin mundurnya kaum pekerja dari generasi pendahulu, baby-boomers yang
dikenal pekerja keras, Generasi Y mulai mengambil-alih tempat dalam
struktur perusahaan. Siapa mereka?
Sebelum
mengulas generasi Y, banyak pendapat dari para ahli social bahwa
perubahan antar generasi merupakan suatu hal yang wajar. Hal ini
dikaitkan interaksi antara individu dan lingkungan serta pola asuh dari
generasi sebelumnya. Perkembangan generasi yang diawali dari generasi
baby boomers, yaitu generasi
yang hidup setelah Perang Dunia II yaitu antara 1946 dan 1964. Generasi
ini diberi nama Baby Boomers karena pada rentang waktu generasi ini
hidup, terjadi peningkatan jumlah kelahiran di seluruh dunia.
Anak-anak
yang terlahir di generasi ini merupakan golongan masyarakat yang mulai
mengenal televisi dengan beragam acara yang berbeda-beda, seperti Perang
Vietnam, pembunuhan John F Kennedy, Martin Luther King Jr, dan Robert
F. Kennedy. Golongan masyarakat ini mengenal musik, sebagian besar
adalah Rock n Roll, sebagai cara untuk mengekpresikan identitas generasi
mereka.
Selanjutnya,
lahir Generasi X yang lahir antara tahun 1965 hingga 1980. Anak-anak
yang lahir pada generasi ini tumbuh dengan video games dan MTV, dan
menghabiskan masa remajanya di tahun 80-an.
Anak-anak
remaja generasi X memiliki ciri-ciri, kurang optimistis terhadap masa
depan, sinis, skeptis, tidak lagi menghormati nilai-nilai dan lembaga
tradisional, serta tidak memiliki rasa hormat kepada orang tua mereka.
90-an,
media menampilkan Generasi X secara fisik sebagai generasi yang senang
memakai kemeja flannel, suka menyendiri, banyak tindikan di tubuh, dan
lebih memilih bekerja di restoran.
Generasi
Y, atau yang lebih dikenal sebagai Generasi Millennium, tumbuh seiring
dengan banyak kejadian yang mengubah dunia, di antaranya berkembangnya
komunikasi massa, serta internet.
Terminologi
Generasi Y diberikan kepada anak-anak yang lahir dari tahun 1981 -
1995. Anak-anak remaja yang lahir pada generasi ini harus merasakan
tingginya biaya pendidikan dibandingkan generasi sebelumnya.
Generasi
ini cenderung menuntut, tidak sabar, serta buruk dalam berkomunikasi
dengan sesama. Survei yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa generasi
ini memiliki kemampuan mengeja dan bahasa yang buruk.
Generasi
Y yang telah bekerja menunjukkan sikap yang cuek dan senantiasa
bertentangan dengan peraturan kantor. Namun, generasi ini boleh dipuji
untuk energi dan semangat bekerjanya yang luar biasa.
Kaum
pengusaha dan jajaran pemimpin perusahaan harus mengenalinya dengan
baik tidak hanya mengenai generasi Y saja, namun juga bagaimana
perubahan dunia yang berinteraksi sangat kuat antara individu dan
lingkungannya. Jika kita cermati perubahan dunia khususnya teknologi
yang ada, perubahan dari roda bentuk kotak menjadi lingkaran butuh
berpuluh-puluh tahun, Namun dari penemuan pesawat hingga menjadi pesawat
luar angkasa membutuhkan waktu lebih sedikit dibandingkan masa
peralihan roda kotak ke lingkaran. Ini menandakan bahwa secara teknologi
perkembangan dunia sangatlah cepat.
Dibutuhkan
wawasan dan pemahaman yang luas dan mengembangkan semangat belajar
untuk saling dapat berinteraksi antar satu generasi ke generasi lainnya.
Jika tidak, inilah akibatnya. Sebuah survei mengungkapkan bahwa para
pemimpin perusahaan yang merekrut karyawan di bawah usia 30 tahun
mengeluh.
Beberapa karakteristik dari generasi Y adalah,
1. Tidak sabaran, tak mau rugi, banyak menuntut
Generasi
ini terbiasa dengan yang instan-instan, cenderung tidak sabaran. Bila
memiliki keinginan harus segera terlaksana. Karakter ini tidak akan
menjadi masalah, asalkan bisa memastikan bahwa apa yang dilakukannya
bermakna positif.
2. Percaya diri dan optimis
Gen
Y cenderung lebih mudah menerima perubahan, karena lebih open minded
dan berkeinginan tinggi untuk belajar segala hal baru. Mereka juga lebih
percaya diri untuk tampil di depan forum dan mengemukakan pendapatnya.
3. Family centric
Remaja
gen-y lebih dekat pada keluarganya, dibanding remaja generasi baby
boomers. Remaja generasi baby boomers lebih memilih untuk menjauh dari
orang tua dan mandiri. Sementara Gen-Y meskipun mandiri, tetapi
cenderung dekat, bahkan masih manja dengan orang tua.
4. Suka inovasi/memunculkan ide baru
Terkadang
tanpa dicoba pun akan keluar ide-ide baru dari gen-Y untuk perusahaan
tempatnya bekerja, karena cara berpikirnya saja sudah berbeda dengan
generasi baby boomers. “Give me the latest!’ . Gen-Y selalu mengikuti
trend terbaru, dan tak sabar untuk menciptakan trendnya sendiri.
5. Memiliki semangat yang luar biasa
Generasi
Y mengerjakan tugas dengan lebih bersemangat dan cepat karena
kebanyakan lebih melek tekhnologi. Mereka cenderung mudah beradaptasi
dengan tekhnologi baru.
6. Tidak menyukai jadwal yang detail
Generasi lama adalah perencana dan schedulers, sementara gen-Y adalah koordinator.
Bertemu
dengan klien atau teman, misalnya, tanpa perlu perjanjian yang rumit
dan direncanakan, bertemu di tempat yang disetujui secara mendadak pun
dilakukan, seperti kapal mengikuti radar. Sementara perusahaan umumnya
beroperasi berdasarkan rencana jangka panjang terperinci.
7. Anytime-anywhere
Generasi
baby boomers memandang waktu dan tempat sebagai norma, sementara gen-Y
kurang memperdulikan aturan baku. Bagi mereka, bekerja dari café atau
local starbucks merupakan hal lumrah.
8. Bagaimana mereka berkomunikasi
Gen-Y
jauh lebih nyaman menggunakan teks dan jaringan sosial, sementara
generasi lama mungkin bukan hanya tidak nyaman dengan komunikasi
digital, mereka bahkan merasa terganggu dengan kurangnya interaksi
bertatap muka.
9. Bagaimana mencari informasi atau belajar
Generasi
Y ingin belajar ‘on demand’, to the point, hanya untuk hal-hal sesuai
cita-cita/passion/impian mereka, sesuai kebutuhan mereka. Gen-Y
cenderung bosan dengan pelatihan yang bertele-tele dan bertahap yang
dianjurkan perusahaan.
Hal
yang paling disoroti oleh para rekan-rean manajer (Generasi X) adalah,
anak-anak muda itu tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, minta
gaji lebih besar, rewel minta promosi padahal baru setahun bergabung
dengan perusahaan, dan berharap diizinkan untuk bekerja secara
fleksibel.
Survei
dilakukan oleh websites rekrutmen CareerBuilder.com dan melibatkan
lebih dari 2.500 pimpinan perusahaan dan manajer. Ditemukan bahwa
terdapat jurang perbedaan yang begitu besar antara (kaum pekerja)
Generasi Y dengan jajaran manajer mereka, dan diperkirakan perbedaan itu
bisa menimbulkan masalah-masalah yang nyata di kemudian hari.
Gaya Komunikasi
Hampir
separo dari pimpinan perusahaan yang disurvei mengatakan, terdapat
perbedaan yang tajam dalam gaya-gaya berkomunikasi antara karyawan
Generasi Y dengan koleganya yang lebih tua. Dimana, generasi baru
tersebut lebih banyak berkomunikasi lewat teknologi ketimbang tatap
muka.
Selain
itu, seperti dinyatakan oleh seperempat responden, mereka juga memiliki
kerangka-kerangka referensi yang berbeda pada banyak hal, dari soal
sikap hingga budaya pop.
Lebih jauh, hampir 9 dari 10 hiring manager dan
profesional HR yang dimintai pendapat mengungkapkan, sebagian atau
sebagian besar dari Generasi Y merasa "berhak" untuk meminta lebih atas
kompensasi, benefit dan promosi dibandingkan dengan generasi
pendahulunya.
Hampir
tiga perempat menunjuk, Generasi Y mengharapkan gaji yang lebih, dengan
6 dari 10 mengeluhkan permintaan mereka atas fleksibilitas jadwal
kerja.
Lebih dari separo melaporkan, Generasi Y minta promosi dalam setahun, dan mengharapkan libur yang lebih banyak.
Yang
mengkhawatirkan, seperti dikatakan oleh lebih dari separo pemimpin
perusahaan, Generasi Y sulit diatur dan susah bertanggung jawab.
Segmen Penting
"Karyawan
Generasi Y merupakan segmen penting dari ketenagakerjaan dan merekalah
masa depan perusahaan," ujar VP HR CareerBuilder.com Rosemary Haefner.
"Mereka
tumbuh dalam dunia yang dikendalikan oleh teknologi, dimana
standar-standar dan norma-norma sudah berubah dan mereka kerap berjalan
di bawah perspektif-perspektif yang berbeda dibandingkan dengan generasi
sebelumnya," tambah dia.
Menurut
Haefner, perusahaan hendaknya memiliki budaya yang mampu mengembangkan
berbagai tipe generasi yang berbeda, seluruh karyawan bisa mengambil
keuntungan dari adanya beragam cara pandang dan gaya kerja.
Menurut
survei, banyak perusahaan yang telah siap menyambut kedatangan generasi
baru tersebut. Sekitar 15% pemimpin perusahaan mengaku telah mengubah
atau mengimplementasikan kebijakan-kebijakan baru atau program-program
khusus untuk mengakomodasi karyawan Generasi Y.
Antara
lain, dengan menyediakan jadwal-jadwal kerja yang lebih fleksibel dan
program-program pengakuan. Juga, memperluas akses pada teknologi,
menaikkan gaji serta mengadakan lebih banyak program-program pendidikan
dan pelatihan.
Upaya lain yang telah dilakukan perusahaan untuk meng-attract dan me-retain karyawan
Generation Y adalah dengan memberikan fasilitas telepon selular,
pilihan kerja jarak jauh dan liburan yang lebih banyak (wicaksana,2011)
sumber : dari beberapa sumber
No comments:
Post a Comment